Tuesday, September 4th, 2012
Redelong | Lintas Gayo –
Ratusan santri pasantren Ahlussunnah Wal Jama’ah menyaksikanpemutaran
Film dokumenter sejarah perjuangan Radio Rimba Raya (RRR), Senin malam
(3/8) di halaman pasantren Alhussunnah Wal Jama’ah Kebun Baru Kecamatan
Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah.
“Seru, asyik. Ada perang-perangnya,”
kata Bai Darusalam Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) kelas 1, saat
menyaksikan pemutaran flim dokumenter sejarah perjuang RRR.
Siswa kejuruan itu mengatakan, kendati
tidak seperti flim yang biasa ia tonton di rumah, dirinya merasa senang
bisa menyaksikan flim RRR itu.
Meskipun para santri baru tahu dan
mengenal bahwa sejarah perjuangan RRR adalah corong yang membantah
propaganda Belanda yang menyatakan Indonesia telah kalah pada
penyerangan agresi ke II tahun 1948.
“Saya baru tahu bahwa Radio Rimba Raya adalah penyelamat Republik ini,” kata Zuryati, seorang santri lainnya.
Menurut Zuryati, dia belum pernah
membaca didalam buku ajar pendidikan sejarah tentang perjuangan Radio
Rimba Raya, padahal peran Radio Rimba Raya sangat penting, bahkan nyawa
bangsa indonesia berada di tangan Radio Rimba Raya,” kata Zuryati
berpendapat tentang flim itu.
Sementara, Kepala Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK) Ahlussunnah Wal Jama’ah, Hadi Sutrisno menyampaikan rasa
terimakasihnya atas terlaksananya pemutaran flim dokumenter RRR
ini.”Berkat filem ini, santri kami telah mengenal sejarah ini,” kata
Hadi Sutrisno.
Disamping itu, Pimpinan pondok pasantren
Ahlussunnah Wal Jama’ah Tgk. H. Budiman, BA, dalam sambutanya saat
memulai pemutaran flim dokumenter sejarah perjuangan RRR mengatakan
bahwa perjuangan RRR adalah perjuangan terakhir Negara kesatuan Republik
Indonesia.
“Film dokumenter ini sangat penting
untuk di tonton oleh santri, ini merupakan salah satu media pembelajaran
untuk santri mengenal sejarah Republik ini,” kata Tgk. H. Budiman, BA.
Ikmal Gopi,alumnus IKJ yang
menyutradarai pembuatan film dokumenter Radio Rimba Raya mengatakan akan
terus bergeriliya ke sekolah-sekolah untuk memutar flim itu,” Sekuat
dan semampu saya, saya akan terus memperkenalkan flim ini kepada
generasi muda,” kata Ikmal kepada Lintas Gayo.
“Republik ini durhaka, dan saya tidak
mau menjadi pendurhaka kepada generasi muda, untuk itu saya akan terus
bergeliya memperkenalkan film ini,” ujarnya . Film Dokumenter RRR yang
dibuat Ikmal dengan biaya sendiri ini sudah diputar dibanyak kawasan di
Aceh dan Indonesia.
Ikmal bertekad akan terus memutar film
tentang masih eksisnya Indonesia ditengah gempuran Belanda setelah
Negara ini menyatakan kemerdekaannya. Maklumat Indonesia sudah merdeka
itu disampaikan dari pedalaman Rimba Raya Bener Meriah dalam beberapa
bahasa dunia.
Tak pelak, akibat siaran ini, pesawat
–pesawat perang Belanda mencari keberadaan stasiun Radio Rime Raya ini,
namun tak pernah berhasil. (Maharadi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar