Suara dari rimbalah yang mengantar Indonesia merdeka. Propaganda Belanda ketika itu mengatakan kalau Indonesia sudah menyerah.
FIQIH PURNAMA
Jum'at 01 Maret 2013 18:35 WIB
FIQIH PURNAMA
Jum'at 01 Maret 2013 18:35 WIB
RADIO Rimba Raya harus dilestarikan dan juga harus masuk dalam
kurikulum pelajaran sejarah. Hal ini disampaikan Anggota Komisi G Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh yang membidangi masalah Agama dan Budaya,
Jemarin.
"Saya sering ke sana, tempatnya di Bener Meriah. Saat ini sudah bagus dan telah dipagar monunmen radio tersebut. Radio Rimba Raya harus dilestarikan dan kalau bisa masuk dalam pelajaran sejarah anak sekolah," ujarnya, Jumat 1 Maret 2013.
Dia menganggap pengetahuan mengenai radio itu penting dimasukkan pelajaran sejarah, karena menurutnya hanya radio itulah yang menyuarakan Indonesia masih ada.
"Suara dari rimbalah yang mengantar Indonesia merdeka. Propaganda Belanda ketika itu mengatakan kalau Indonesia sudah menyerah, namun lewat radio itu dunia tahu Indonesia masih ada," tuturnya.
Dia juga menyampaikan pada masyarakat Aceh untuk bersama-sama melestarikan sejarah Radio Rimba Raya itu.[](bna)
"Saya sering ke sana, tempatnya di Bener Meriah. Saat ini sudah bagus dan telah dipagar monunmen radio tersebut. Radio Rimba Raya harus dilestarikan dan kalau bisa masuk dalam pelajaran sejarah anak sekolah," ujarnya, Jumat 1 Maret 2013.
Dia menganggap pengetahuan mengenai radio itu penting dimasukkan pelajaran sejarah, karena menurutnya hanya radio itulah yang menyuarakan Indonesia masih ada.
"Suara dari rimbalah yang mengantar Indonesia merdeka. Propaganda Belanda ketika itu mengatakan kalau Indonesia sudah menyerah, namun lewat radio itu dunia tahu Indonesia masih ada," tuturnya.
Dia juga menyampaikan pada masyarakat Aceh untuk bersama-sama melestarikan sejarah Radio Rimba Raya itu.[](bna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar