Rabu, 22 Februari 2012

Tak Ada RRR, Belum Tentu Indonesia Ada


21 Feb, 2012 at 13:59

Banda Aceh | Lintas Gayo - Film dokumenter sejarah perjuangan Radio Rimba Raya (RRR) karya Ikmal Gopi diputar di sekretariat Forum Pendidikan Mahasiswa Aceh Tengah (FOPMAT), Senin (20/2/2012) yang juga dihadiri sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Peduli Sejarah Gayo (MAPESGA).

Dihadapan mahasiswa, Ikmal menceritakan ide pembuatan film dokumenter ini mulai dari tahun 2002, dan pada tahun 2006 awal mula melakukan riset sekalian syuting di lapangan,

“Saya yakin masih banyak orang tidak tau sejarah ini, saya liat di buku-buku juga sedikit menulis tentang itu” ujarnya. Dalam pembuatan Film Dokumenter ini Ikmal mengaku menghabiskan waktu selama 4 tahun untuk menyelesaikannya. “Film ini kurang lebih sudah 15 kali di putar di berbagai daerah di Indonesia dan film ini sendiri pernah masuk dalam 5 (lima) besar Festival Film Indonesia 2010 dalam kategori dokumenter.

Ikmal Gopi selaku sutradara film dokumenter ini mengungkapkan harapannya agar pemerintah memasukkan film yang berisi fakta sejarah mempertahankan kemerdekaan ini sebagai Kurikulum Nasional. “Ini sangat penting untuk diketahui secara universal mengingat Radio Rimba Raya sebagai media bangsa saat perang Kemerdekaan,” ujar Ikmal.

Film dokumenter yang berdurasi kurang dari 2 jam ini banyak mengandung kesan yang positif terhadap mahasiswa yang hadir. Jawahir Syahputra selaku ketua umum Fopmat mengatakan manfaat setelah menonton film ini membuat dirinya sadar terhadap pentingnya perjuangan Radio Rimba Raya dan mengingat kembali sejarah bangsa Indonesia terhadap peran Radio Rimba Raya.

Sementara menurut Ihsan Fajri, Kabid Humas Fopmat, dirinya mengaku selama ini hanya mendengar secara lisan sejarah RRR. Dan setelah menyaksikan dan mendengar sejumlah fakta yang diungkap nara sumber dalam film tersebut ada sejumlah catatan penting terakit peran RRR dalam tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal yang paling berkesan yang saya dapat adalah ketika pada masa kolonialisme Belanda, Radio Rimba Raya sangat berperan sebagai satu-satunya sarana sebagai alat politik luar negeri yang menyebarluaskan berita secara universal ke beberapa negara lainnya bahwa Perjuangan Kemerdekaan itu masih ada, ujar Ihsan Fajri.

“Faktanya jelas, jika tidak ada Radio Rimba Raya sejarah Indonesia mungkin tidak seperti ini, bahkan bisa jadi tidak ada kemerdekaan Indonesia,” pungkasnya. (SP/Red.03)

2 komentar:

  1. halo! perkenalkan saya Rahadian, mahasiswa jurusan Ilmu Sejarah Universitas Indonesia. Sejarah Aceh merupakan sejarah yang sangat saya minati. Dan kebetulan saya sedang menyusun skripsi tentang Radio Rimba Raya ini.

    Kira2, kapan film tersebut akan diputar lagi di sekitar Jakarta? Terima Kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima Kasih Saudara Rahardian, Salam kenal juga dari kami, Kami siap bekerjasama dengan anda untuk melakukan pemutaran film ini kembali, barangkali fakultas ilmu sejarah Universitas Indonesia mau memfasilitasi pemutaran film Radio Rimba Raya ini, sekali lagi kami bersedia. Terima Kasih.

      Hapus