Rabu, 08 Juni 2011

Membangun Kesadaran Gayo (Pemerintah) Terhadap Sejarah

Published on June 7, 2011 by Lovegayo · No Comments :: 84 Views

Zuhri Sinatra*

“Sejarah seperi ibu kita sendiri” ucap Ikmal. Kalau direnungkan ungkapan beliau memiliki makna yang cukup dalam, seseorang yang lahir dari rahim seorang ibu, kemudian di besarkan , di didik hingga menjadi orang yang berguna. Kasih sayang seorang ibu tidak pernah luntur, walau terkadang si anak berbuat nakal, tetapi tidak pernah merubah hati seorang ibu untuk membenci sang anak. Kelak, apabila si anak sudah dewasa, dapat menghargai dan menghormati ibu yang telah berjasa membesarkannya.

Radio Rimba Raya adalah secuil sejarah bangsa yang telah terlupakan, RRR telah berjasa besar memerdekakan bangsa ini dari belenggu penjajahan. RRR telah mengubah pandangan dunia terhadap keberadaan Indonesia, pengakuan negara-negara di dunia bahwa indonesia adalah sebuah negara yang berdaulat, ini semua adalah berkat peran dan jasa besar Radio Rimba Raya. Lantas apa yang telah kita lakukan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap perjuangan RRR yang telah membesarkan bangsa ini?.

Ikmal Gopi, dengan segenap kemampuannya telah berusaha menyadarkan kita untuk menggali sejarah RRR tersebut, dengan menggali informasi sebanyak banyaknya tentang kiprah RRR, dituangkan kedalam bentuk film dokumenter, kemudian melakukan Road show pemutaran flm tersebut ke beberapa tempat di Banda Aceh, Takengon, bahkan di Desa Rime Raya ( Bener Meriah ) yang merupakan tempat terakhir Radio Rimba Raya mengudara juga direncanakan dilakukan pemutaran, belakangan rencana ini dibatalkan kemudian dialihkan ke Gedung Dewan Perwakilan Kabupaten ( DPRK) Bener Meriah.

Sekian lama Ikmal melakukan road show pemutaran, kegiatan ini tidak luput dari pemberitaan media cetak dan elektronik, setiap diadakannya pemutaran film selalu saja ada tokoh masyarakat atau pejabat setempat yang mempunyai kedudukan diundang untuk menyaksikan film tersebut, menariknya, diakhir pemutaran film pejabat atau tokoh bersangkutan dimintai pendapat mereka tentang sejarah Radio Rimba Raya kemudian langkah apa yang harus dilakukan untuk mennghormati dan menghargai kiprah radio tersebut?.

Dengan gaya bicara yang khas, kepercayaan diri yang tinggi, para pejabat dan tokoh- tokoh tersebut memberikan tanggapan dan janji yang beragam, seperti pada pemutaran film RRR di Bener Meriah, beberapa anggota DPRK setempat mengatakan “berjanji menjembatani sosialisasi sejarah RRR di Kabupaten Bener Meriah”, Ironisnya, dari unsur pemerintah Kabupaten Bener Meriah tidak hadir pada saat pemutaran film tersebut, demikian pula pada saat pemutaran di Takengon kabupaten Aceh Tengah, anggota DPRK kabupaten tersebut mengharapkan agar “Pemerintah Daerah Aceh Tengah mendorong sekolah-sekolah, menjadikan Film Dokumenter sejarah RRR menjadi tontonan wajib”. Sedangkan unsur Pemerintah Aceh Tengah hanya mengucapkan “terima kasih kepada Ikmal Gopi yang telah menyusun sejarah RRR”

Bukan hanya sekedar pernyataan dan janji yang kita harapkan dari para pemangku kepentingan dari dua kabupaten tersebut, lebih dari itu, realisasi (tindakan nyata) sangatlah diperlukan di tengah bangsa yang tidak peduli terhadap dokumen dan situs sejarah.

Janji yang pernah dilontarkan oleh tokoh tokoh tersebut sudah seharusnya terealisasi, seperti film dokumenter RRR menjadi tontonan wajib, RRR menjadi muatan lokal, memasukkan sejarah RRR ke dalam kurikulum sekolah, menjadikan sejarah RRR sebagai sejarah nasional dan sebagainya.

Usaha Ikmal paling tidak dapat menggugah kesadaran kita untuk menghargai sejarah, terutama Pemerintah di dua Kabupaten tersebut ( Aceh Tengah dan Bener Meriah ) dan didukung oleh berbagai elemen masyarakat, dengan timbulnya kesadaran kita ( Pemerintah ) untuk menghargai sejarah, akan meningkatkan harkat dan martabat Gayo dan juga sejarah Gayo dapat dikenal oleh bangsa lain. Seperti ungkapan Ir. Mursyd.“RRR merupakan salah satu langkah awal untuk mendobrak bukti-bukti sejarah lainnya”



*Pemerhati Sejarah Gayo, tinggal di Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar