Sunday, May 13th, 2012
IKATAN Mahasiswa dan
Pemuda Aceh (IMAPA) Jakarta telah berhasil melaksanakan seminar Radio
Rimba Raya dan Seulawah RI-001, Sabtu 12 Mei 2012.
Seorang pelaku sejarah yang terlibat
langsung dalam peristiwa bersejarah ini, A.K. Jacoby mengatakan ada satu
hal lagi yang tidak boleh terlupakan yang saling berkaitan dengan
sejarah ini yaitu Hotel Bireuen sebagai benteng pada waktu itu. “Benteng
itu terus hidup dari Bireuen hingga Medan Area, Bireuen adalah sebuah
kota juang,” kata AK Jacoby.
Seminar yang bertemakan “Sejarah Bangsa
Indonesia yang Terlupakan” ini sejatinya membahas dua cerita sejarah
yaitu Radio Rimba Raya dan Seulawah RI-001, namun sangat disayangkan
narasumber untuk Seulawah RI-001 yaitu Emirsyah Satar selaku Dirut PT.
Garuda Indonesia tidak hadir dalam forum sehingga seminar ini lebih
banyak berfokus pada sejarah Radio Rimba Raya.
Sejarah Seulawah RI-001 sebagai cikal
bakal Garuda Indonesia hingga saat ini masih tercatat sejarah. Bahkan di
setiap unit pesawatnya Garuda Indonesia telah menyediakan majalah yang
memuat sejarah ini. namun tidak tahu kalau sekarang apa masih tercatat
atau sudah dihilangkan.
Berkebalikan dengan sejarah Radio Rimba Raya yang masih sedikit sekali catatan dan beritanya secara nasional.
Menurut Ikmal Gopi, yang mensutradarai
pembuatan film dokumenter Radio Rimba Raya, sulit sekali mencari data
atau dokumen nasional yang memuat sejarah ini. Bahkan setelah melakukan
riset hanya ada sedikit catatan atau cerita mengenai Radio Rimba Raya
ini di beberapa buku dan itu pun hanya selembar-selembar, sehingga
sejarah ini seakan-akan seperti dongeng.
“Untuk itu saya berharap semoga sejarah
ini bisa dimasukkan ke dalam kurikulum nasional sehingga semua generasi
muda bangsa mengetahui sejarah bangsa ini. Radio Rimba Raya ini bukan
sejarah lokal tapi merupakan sejarah perjuangan bangsa untuk mencapai
kemerdekaan,” cetus Ikmal Gopi.
Hal ini juga didukung dengan pernyataan
Shabri Aliaman, Kepala Pusat Pengembangan SDM Kebudayaan Kemendikbud,
bahwa sekarang sedang mengembangkan kembali beberapa program penguatan
karakter bangsa melalui nilai-nilai sejarah bangsa yang mulai
terlupakan.
Kebanggaan terhadap perjuangan para endatu ini juga diungkapkan oleh Kabul Budiono, Kepala Voice of Indonesia RRI,
bahwa gelar RRI sebagai radio perjuangan tidak terlepas dari perjuangan
para pejuang di Aceh dalam menghidupkan Radio Rimba Raya, membawa
peralatan-peralatan di pedalaman untuk menyebarkan berita yang berkaitan
dengan perjuangan bangsa Indonesia.
“Slogan RRI pun, sekali di udara tetap di udara, tidak terlepas dari perjuangan para pejuang dalam mengudarakan Radio Rimba Raya ke seluruh jagad raya,” lanjutnya.
Acara ini merupakan salah satu rangkaian
dari anniversary IMAPA Jakarta. Dalam seminar ini juga ikut dihadiri
oleh Mantan Menteri BUMN Dr. Ir. H. Mustafa Abubakar, M.Si., Guru Besar
FISIP UI Prof. Dr. Bachtiar Aly, MA., H. Adnan Ganto, pelaku sejarah
Said Umar Noor, dan para ulama dan tokoh masyarakat Aceh lainnya, serta
mahasiswa dan pemuda dari berbagai daerah.
Di akhir seminar, Fikar W. Eda selaku
moderator sedikit mengomentari sejarah Seulawah RI-001 yang merupakan
cikal bakal Garuda Indonesia, “Bagi saya mungkin perlu ada kebijakan
bagi masyarakat yang ber-KTP Aceh bisa mendapat diskon 50% setiap kali
terbang menggunakan Garuda Indonesia,” ungkapnya Fikar yang disambut
tawa hadirin. (Nurur Rahmah)