Kamis, 05 Februari 2009

RADIO RIMBA RAYA DIFILMKAN

TAKENGON- Kisah perjuangan Radio Rimba raya dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia sedang dibuat dalam bentuk film dokumenter. Selama ini, kiprah perjuangan Radio Rimba Raya kurang dikenal masyarakat luas, padahal peran radio tersebut sangat besar dalam mempertahankan Indonesia dari agresi Belanda. Film Dokumenter itu dibuat oleh Kancamara Production.
Sutradara dan Riset, Ikmal Gopi, mengatakan, film dokumenter Radio Rimba Raya berdurasi ( masa putar ) sepanjang 90 menit itu mengambil gambar dengan setting masa lalu dikota, Jakarta, Yogyakarta, Padang Sumatera barat, Banda Aceh ( Koetaradja), Kota Bireuen dan takengon.
Menurut sejarahnya, perangkat radio Rimba raya yang berada dikampung Rime Raya Kecamatan Pintu Rime Gayo, Bener Meriah itu dibeli pada John Lee ( seorang blasteran Manado-China ) yang menjadi perantara pembelian perangkat Radio tersebut.
Perangkat radio Rimba raya itu dibeli di Malaysia dan dibawa ke kota Juang Bireuen.
Dari kota Bireuen, perangkat itu dibawa ke Koetaradja ( Banda Aceh ) dan sempat dirangkai komponen-komponennya pada akhir tahun 1948, namun belum sempat mengudara, oleh pejuang-pejuang Aceh, perangkat radio itu dibawa ke Kampung Rime raya yang saat itu masuk kecamatan Timang gajah, Aceh Tengah.
Sebelumnya, perangkat radio itu direncanakan akan dibawa ke Kampung Burni Bius kecamatan Silih nara. Namun, karena kondisi keamanan di kawasan itu tidak aman, penjajah belanda sedang memantau proses pengiriman radio itu, maka peralatan tersebut ditempatkan di kampung Rime Raya pada Lokasi tugu Radio Rimba Raya yang ada sekarang.
Dalam mendirikan Radio Rimba Raya dikawasan itu, kata Ikmal Gopi, melibatkan 10 teknisi dari para pejuang Aceh saat itu. Lewat perjuangan berat, akhirnya awal Desember 1948, Radio Rimba Raya mengudara yang memberitakan bahwa Republik Indonesia masih eksis kepada dunia luar. Dari Radio Rimba Raya ini para Pahlawan Aceh mengumandangkan pesan kepada pejuang-pejuang kemerdekaan lainnya untuk terus berjuang mempertahankan negara dari penjajahan Belanda. " Lewat radio ini, para pejuang Aceh mengobarkan semangat juang bagi pejuang-pejuang diluar Aceh,' ujar Ikmal Gopi.
Persiapan pembuatan film dokumenter Radio Rimba Raya memakan waktu dua tahun lebih yang didahului dengan riset dan mulai pengambilan gambar 1 Agustus 2007. film sejarah itu dibuat dengan format layar lebar dengan sistem suara Dolby SR., kata Ikmal Gopi yang didampingi seniman Jauhari Samalanga. (min)

14 komentar:

  1. Assalamua'alikum, aku pribadi mengucapkan selamat datang di dunie kuyu. Buge gayonte makin i beteh i jema. Amin. www.gayolinge.com,amanshafa.multiply.com,basagayo.multiply.com,winbathin.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Selamat atas terealisasinya film sejarah mengenai radio rimba raya aceh ,agar menjadi kebanggaan bagi rakyat aceh dan bangsa indonesia ,dengan adanya film sejarah ini mudah mudahan menjadi masukankan yang baik bagi generasi penerus.salam sukses selalu semoga film ini dikenal di seluruh dunia,yudi medan

    BalasHapus
  3. Tontonan wajib bagi generasi muda!
    Mari kita tonton dan sebarluaskan Film ini!
    Film Sejarah yang akan kekal abadi.
    Doa dan dukungan yang sebesar2nya untuk Suksesnya Film Radio Rimba Raya Aceh.

    BalasHapus
  4. Terima kasih atas saran, dukungan, kepada kami, ke depan kami menunggu komentar-komentarnya lagi serta masukan untuk proses film dokumenter Radio Rimba raya ini.

    BalasHapus
  5. Mantaph Bruce!!! Teruskan Perjuangan!!! Kapan nih akan nongol di publik?
    Ditunggu ya Sob!

    BalasHapus
  6. sekilas membaca sejarah Radio Rimba Raya,saya langsung berpendapat ini suatu hal penting yang harus di ketahui oleh teman-teman muda saat ini.
    Radio Rimba Raya adalah sedikit dari cerita sejarah yang sangat penting untuk diketahui oleh para khalyak. semoga saya bisa segera melihat film dokumenter ini, apabila tidak salah dengar, film ini dibuat selama 2 tahun dan banyak pengorbanan yang harus dilalui oleh para pembuat film Radio Rimba Raya. sukses untuk ikmal Bruce Gopi, semoga film ini bisa membuka bagian cerita sejarah yang hampir terlupakan oleh bangsa ini.....

    salam
    Harvan agustiansyah

    BalasHapus
  7. Untuk PEI : Jika tidak ada halangan bulan Mei 2009 sudah bisa di tonton publik.


    note : Pembuatan Dokumenter RRR hingga saat ini masih dalam proses editing, syuting dan pengumpulan data.

    BalasHapus
  8. halo mas ikmal... saya tidak sengaja membuka blog mas ikmal. kebetulan saya mahasiswi yang sedang mencari artikel untuk tugas kuliah saya mengenai sejarah aceh. sepertinya saya bisa dapet informasi lebih banyak dengan membaca artikel yang ada di blog ini, dan juga akan lebih baik apabila saya bisa menonton film dokuumenter tentang aceh ini. Jangan lupa beri info kalo filmnya sudah bisa diliat publik.


    dariya cocoan

    BalasHapus
  9. Untuk dariya cocoan : Sebelumnya kami ucapkan terima kasih, Justru dengan adanya blog ini bisa memberikan informasi dan referensi bagi semua pembaca, khususnya informasi tentang sejarah. Untuk Film pasti kami informasikan melalui blog ini juga.

    BalasHapus
  10. Bang Bruce,..... gile... btw, ada nyinggung Boediardjo gak? Dia kan tokoh yg berperan penting juga di radio kemerdekaan. Ada buku biografinya: Siapa Sudi Saya Dongengi...

    Saya menunggu film ini. Serius! Teruskan perjuangan!

    regards,
    heripurwoko

    BalasHapus
  11. Untuk Heri Purwoko :Dalam sejarah serangan 1 Maret 1949, Boediarjo dengan Radio AURI PC-2 di playen Wonosari Gunung Kidul menerima teks dari Kolonel Simatupang sehari sebelum serangan 1 maret. Kemudian pada tanggal 2 Maret "dini hari", teks tersebut di kirim ke PHB-AURI Bukit Tinggi bahwa pada tanggal 1 Maret Yogyakarta telah diduduki kembali oleh TNI, kemudian langsung dikirim ke Radio Divisi X (Radio Rimba Raya) di Takengon, Aceh Tengah. Berita tersebut diteruskan ke Rangoon, Burma, hingga ke All India Radio, New Delhi.
    Woko, terima kasih atas informasi bukunya,
    mengenai Boediarjo pemimpin komunikasi telegrafis, kita akan mencari informasi tentang beliau mengingat peran penting beliau dalam sejarah Radio AURI yang tentunya mempunyai kaitan dengan Radio-Radio perjuangan Di Bukit Tinggi dan di Takengon, Aceh tengah.

    Mr. Syafruddin Prawiranegara ketua PDRI telah menyatakan penghargaannya, antara lain "Kalau tidak ada PHB-AURI, maka Pemerintah Darurat Republik Indonesia saat itu tidak ada artinya"

    BalasHapus
  12. Kami sekeluarga mengucapkan selamat atas film dekumenter Radio Rimba Raya,.,.dengan adanya sejarah ini seluruh rakyat Bangsa Indonesia dan generasi penerus jadi tau,...maju terus tampak mundur,.. sukses selalu di segala bidang,..

    All_Kel,. Aceh,Medan,JKT,singapure,hongkong,dll

    BalasHapus
  13. Ikmal Bruce....

    tetap semangat yaaa. setiap produksi pasti ada halangannya, pasti ada ujian mentalnya.. mungkin bang bruce lagi mengalaminya dalam menyelesaikan produksi film radio rimba raya ini...

    pokoknya tetap semangat ! itu kuncinya

    BalasHapus
  14. asslammualaikum wb. apa masih mengudara radio rimba raya,kalau bisa jangkawannya ditambah seperti radio{rri}supaya bisa didengar seluruh indonesie dan komplek gedungnya direnofasi supaya terlihat indah. terimah kasih wasalammualaikum wb

    BalasHapus